Kelayakan Angkutan Umum Pariwisata Tana Toraja

Indonesia

Authors

  • Andri Dassi Universitas Atma Jaya Yogjakarta
  • Dwijoko Ansusanto Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Keywords:

transportasi wisata, rute perjalanan, kelayakan transportasi

Abstract

Sarana transportasi umum pariwisata di Tana Toraja belum berfungsi dengan baik. Hal tersebut dapat menyebabkan mobilitas wisatawan ke suatu tempat wisata tidak berjalan dengan lancar. Pengembangan sarana transportasi bagi wisatawan yang datang perlu menjadi perhatian. Suatu hal yang dapat membantu yaitu dengan merencanakan pengadaan transportasi umum pariwisata dari segi kelayakan dan manfaat ditinjau dari ekonomi masyarakat. Metode pengumpulan data dilakukan secara observasi berupa kuisioner berupa data Ability To Pay (ATP), Willengness To Pay (WTP), data kondisi geometrik jalan, lokasi terminal, dan objek wisata. Sedangkan data sekunder digunakan berupa data BPS untuk jumlah kunjungan wisata dan peta lokasi objek wisatapenentuan tarif angkutan umum dilihat melalui ATP dan WTP. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kendaraan yang diperlukan sebanyak 9 unit. Jenis transportasi wisata menggunakan bus Izuzu NQR 81 berkapasitas 31 kursi untuk tiga rute yang mencakup 20 objek wisata di dua kabupaten, dengan perjalanan tiap rute memakan waktu satu hari. Tarif perjalanan ditetapkan Rp 25.000 per orang, dengan perpindahan antar kabupaten melalui angkot di terminal Makale dan Rantepao. Biaya operasional per unit adalah Rp 7.276,45 per penumpang dengan evaluasi tarif berdasarkan Ability to Pay (ATP) sebesar Rp2.085/km dan Willingness to Pay (WTP) Rp517,85/km yang menunjukkan kelayakan transportasi umum. Evaluasi ekonomi menghasilkan NPV Rp34,127 miliar, BCR 1,859, IRR 14,2%, dan PBP 1 tahun 6 bulan dari 5 tahun rencana, sehingga investasi layak dilaksanakan.

Downloads

Published

31-12-2024